Sambut Pemilu 2024, Masyarakat Diimbau Gunakan Hak Pilih dengan Bijak


Memasuki bulan Februari 2024, Indonesia bersiap menggelar salah satu agenda nasional terbesar yaitu Pemilihan Umum (Pemilu). Momen lima tahunan ini merupakan pesta demokrasi yang menjadi hak sekaligus tanggung jawab seluruh warga negara. Oleh karena itu, berbagai pihak terus mendorong pentingnya komunikasi publik yang efektif agar masyarakat benar-benar memahami proses dan makna dari pemilu itu sendiri.

Menurut Arham Selo, Sekretaris Jurusan Jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang juga merupakan seorang Doktor Ilmu Komunikasi. Dalam video di channel youtube miliknya dengan judul Komunikasi Persiapan Pemilu, ia mengatakan bahwa edukasi pemilu harus terus disuarakan agar tidak hanya menjadi seremoni formalitas semata.
“Pemilu bukan hanya soal datang ke TPS dan mencoblos. Ini soal menentukan arah bangsa lima tahun ke depan. Komunikasi publik harus fokus pada substansi, bukan sekadar ajakan formal,” jelas Arham dalam video podcast Koronis miliknya (13/2/2024).
Ia menjelaskan bahwa masyarakat perlu memahami siapa penyelenggara pemilu, apa saja yang dipilih, serta pentingnya menyalurkan suara dengan hati nurani. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, penyelenggara pemilu terdiri dari KPU, Bawaslu, dan DKPP. Adapun yang dipilih dalam Pemilu 2024 antara lain Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten/Kota.
Lebih lanjut, Arham mengingatkan bahwa sebanyak 24 partai politik akan ikut serta dalam pemilu kali ini. Terdiri dari 18 partai nasional dan 6 partai lokal di Aceh, pemilih diharapkan tidak hanya mengenali nama partai tetapi juga memahami visi, misi, serta rekam jejak calon legislatif yang diusung. “Masyarakat berhak tahu dan wajib kritis terhadap siapa yang mereka pilih,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Arham Selo mengajak seluruh warga negara untuk aktif datang ke TPS pada hari pemungutan suara. Ia menegaskan bahwa suara rakyat hanya diberikan satu kali dalam lima tahun, sehingga harus digunakan dengan penuh tanggung jawab. “Gunakan hak pilih secara sadar dan bebas dari tekanan. Karena masa depan bangsa ditentukan oleh suara kita hari ini,” pungkasnya.
 
 
 
 
Penulis : Siti Aditya Mirsa Cahyani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.