Komunikasi Penuh Kasih Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail: Teladan Nilai Kemanusiaan dalam Al-Quran


Oleh: Drs. Arham Selo, S.Sos, M.Si, Ph.D

Makassar – Kisah dalam Al-Quran tentang Nabi Ibrahim a.s. dan putranya, Nabi Ismail a.s., mengandung pelajaran mendalam mengenai komunikasi yang dilandasi kasih sayang dan nilai-nilai kemanusiaan. Peristiwa ketika Nabi Ibrahim menerima perintah Allah melalui mimpi untuk menyembelih putranya menjadi simbol ketaatan luar biasa, namun lebih dari itu, kisah ini menunjukkan bagaimana seorang ayah menyampaikan pesan ilahi dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan.


Alih-alih memaksa, Nabi Ibrahim memilih untuk berdialog dengan Nabi Ismail. Ia berkata dengan hikmah, “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.” Ungkapan ini memperlihatkan penghargaan Nabi Ibrahim terhadap perasaan anaknya, serta memperkuat nilai musyawarah dan empati dalam hubungan orang tua dan anak.


Menanggapi ayahnya, Nabi Ismail menunjukkan keikhlasan dan ketundukan luar biasa terhadap kehendak Allah. Ia menjawab dengan tenang, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Respons tersebut mencerminkan kekuatan iman, kedewasaan spiritual, dan komunikasi yang penuh hormat dalam keluarga.


Momen pengorbanan pun berubah menjadi perwujudan kasih sayang ilahi, ketika Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba besar. Peristiwa ini menjadi asal muasal ibadah kurban dalam Idul Adha dan simbol dari penghargaan terhadap keimanan serta ketaatan yang tulus. Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang dibangun di atas dasar iman dan kasih sayang akan selalu membuahkan kebaikan.


Dalam konteks kehidupan modern, kisah ini menjadi inspirasi penting bagi masyarakat untuk membangun komunikasi keluarga yang harmonis. Teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengajarkan bahwa dialog yang lembut, penuh pengertian, dan berlandaskan nilai-nilai ilahiyah dapat memperkuat ikatan antarmanusia dan menciptakan lingkungan yang damai serta penuh kasih.

Penulis : Siti Zaskia Awlia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.