In Memoriam: Nenek Hani, Cahaya dalam Kehidupan Keluarga

 


Kehilangan seseorang yang kita cintai adalah salah satu pengalaman paling menyedihkan dalam hidup. Bagi saya, kehilangan nenek tercinta, Hani, adalah sebuah kehilangan yang mendalam dan tak tergantikan. Nenek Hani lahir pada 12 Maret 1940 di sebuah desa kecil di Doping. Selama lebih dari tujuh dekade hidupnya, beliau menjadi sosok yang penuh kasih sayang, kebijaksanaan, dan keteguhan hati bagi keluarga kami.

Nenek Hani dibesarkan dalam keluarga nelayann yang sederhana. Sejak kecil, beliau telah belajar tentang nilai kerja keras dan pengorbanan. Dalam setiap cerita yang beliau sampaikan kepada kami, ada pelajaran berharga tentang kehidupan dan bagaimana menghadapi tantangan. Meskipun hidup dalam keterbatasan, nenek selalu mengajarkan kami untuk bersyukur atas apa yang kami miliki.

Setelah menikah dengan kakek pada usia muda, nenek mulai membangun keluarga. Mereka dikaruniai delapan orang anak, termasuk ibu saya. Dalam setiap langkah hidupnya, nenek selalu menjadi pilar kekuatan bagi keluarganya. Beliau tidak hanya berperan sebagai seorang ibu, tetapi juga sebagai seorang nenek yang penuh kasih kepada cucu-cucunya.

Nenek Hani adalah sosok yang penuh pengorbanan. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, beliau selalu mengutamakan kebutuhan keluarganya di atas kepentingan pribadi. Saya masih ingat bagaimana nenek bekerja keras di laut untuk membantu kakek memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beliau seringkali bangun sebelum fajar untuk menyiapkan sarapan dan memastikan semua anggota keluarga siap memulai hari.

Ketika salah satu anaknya mengalami kesulitan atau sakit, nenek selalu menjadi orang pertama yang siap membantu. Beliau tidak pernah mengeluh meskipun harus merawat anak-anaknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Dalam pandangan saya, keteguhan hati nenek adalah contoh nyata dari cinta tanpa syarat.

Nenek Hani memiliki cara unik dalam menyampaikan kebijaksanaan kepada kami. Setiap kali berkumpul di rumahnya, beliau akan menceritakan kisah-kisah dari masa mudanya tentang perjuangan hidup, cinta, dan harapan. Cerita-cerita itu selalu diakhiri dengan pelajaran moral yang mendalam.

Salah satu cerita favorit saya adalah tentang bagaimana nenek menghadapi kesulitan saat masa-masa sulit ekonomi. Dengan semangat juang yang tinggi, beliau berhasil mengubah tantangan menjadi peluang untuk belajar dan tumbuh. Dari cerita-cerita itu, saya belajar bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi dengan ketekunan dan keyakinan, kita bisa melewati segala rintangan.

Cinta nenek kepada kami semua tidak mengenal batas. Setiap kali kami berkumpul di rumahnya untuk merayakan hari-hari spesial seperti Idul Fitri atau ulang tahun, nenek selalu menyiapkan hidangan favorit kami dengan sepenuh hati. Aroma masakan nenek adalah salah satu kenangan terindah yang akan selalu saya ingat.

Saya juga ingat betapa senangnya nenek ketika melihat cucu-cucunya bermain bersama di halaman rumahnya. Beliau sering duduk di kursi goyang sambil tersenyum melihat kami bermain. Dalam pandangan mata nenek, terlihat kebahagiaan yang tulus—sebuah kebahagiaan yang hanya bisa diberikan oleh seorang nenek kepada cucu-cucunya.

Seiring bertambahnya usia, kesehatan nenek mulai menurun. Meskipun demikian, semangatnya untuk tetap bersama keluarga tidak pernah pudar. Beliau tetap berusaha untuk hadir dalam setiap acara keluarga meskipun harus menggunakan kursi roda untuk bergerak.

Pada bulan Januari 2021, ketika nenek dirawat di rumah sakit karena komplikasi penyakit yang dideritanya, seluruh keluarga berkumpul untuk memberikan dukungan dan kasih sayang terakhir. Kami semua berharap agar nenek bisa pulih dan kembali ke rumah seperti sedia kala.

Namun, pada tahun 2022, Tuhan memanggilnya kembali ke pangkuan-Nya. Saat berita duka itu datang, hati saya hancur berkeping-keping. Kehilangan nenek seperti kehilangan bagian dari diri saya sendiri sosok yang selalu ada untuk memberikan cinta dan kebijaksanaan.

Di hari pemakaman nenek Hani, seluruh keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Suasana haru meliputi acara tersebut air mata mengalir di wajah setiap anggota keluarga saat mengenang semua kenangan indah bersama beliau.

Saya berdiri di samping makamnya dengan hati penuh rasa syukur atas semua cinta dan pengorbanan yang telah beliau berikan selama ini. Saya berjanji kepada diri sendiri untuk meneruskan nilai-nilai yang telah nenek ajarkan nilai-nilai tentang cinta, pengorbanan, dan kebijaksanaan.

Setelah kepergian nenek Hani, hidup terus berjalan meskipun terasa berat tanpa kehadirannya. Namun, saya berusaha untuk meneruskan warisan kasih sayang dan kebijaksanaan yang telah ditanamkan dalam diri saya selama ini.

Saya mulai aktif terlibat dalam kegiatan sosial di komunitas sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan nenek selama ini. Setiap kali melihat anak-anak kurang mampu mendapatkan pendidikan yang layak atau bantuan sosial lainnya, saya teringat pada ajaran-ajaran nenek tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama.

Nenek Hani bukan hanya sekadar nama, dia adalah cahaya dalam kehidupan kami seorang wanita penuh kasih sayang dan kebijaksanaan yang akan selalu dikenang dalam hati ini selamanya. Meskipun kini beliau telah tiada, kenangan indah bersamanya akan terus hidup dalam setiap langkah hidup kami.

Kepada semua nenek di luar sana, ingatlah bahwa setiap pengorbanan Anda akan dikenang selamanya oleh anak-anak dan cucu-cucu Anda. Terima kasih telah menjadi pahlawan sejati bagi kami. Kami mencintaimu selamanya!


Penulis : Yuliana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.