Biografi Abdul Djalil

 Abdul Djalil, seorang pria sederhana namun penuh semangat hidup, lahir di Simbang, Pamboang, Sulawesi Barat, pada 16 Juli 1942. Ia tumbuh di lingkungan yang menjunjung tinggi nilai kerja keras dan tanggung jawab, nilai-nilai yang ia pegang teguh sepanjang hidupnya. Pendidikan formalnya dimulai di SD Pamboang, tempat ia menanamkan dasar-dasar ilmu dan disiplin. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Majene, menunjukkan kesungguhan dalam belajar dan tekad untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Pada tahun 1973, Abdul Djalil berkesempatan untuk mengikuti pendidikan di Pos Bandung, sebuah pengalaman yang membentuk arah kariernya di masa depan. Selama dua tahun, ia belajar dan mengembangkan kemampuan profesional yang kemudian menjadi landasan untuk perjalanan panjangnya di PT Pos Indonesia. Pendidikan ini selesai pada tahun 1975, dan ia segera memulai kariernya sebagai pegawai pos.

Langkah pertamanya dalam dunia kerja dimulai di Kantor Pos Magelang. Di sana, Abdul Djalil menjabat sebagai manajer dari tahun 1975 hingga 1979. Dedikasinya yang luar biasa dalam mengelola kantor dan memberikan pelayanan terbaik membuatnya dipercaya untuk mengemban tugas yang lebih besar. Pada tahun 1980, ia dipindahkan ke Kantpr Pos Palopo sebagai Manajer Keuangan, di mana ia mengelola keuangan dengan penuh integritas hingga tahun 1983.

Tidak berhenti di situ, Abdul Djalil terus melangkah maju. Pada tahun 1983, ia diangkat menjadi Kepala Kantor Pos Watampone, jabatan yang diembannya hingga tahun 1987. Selama masa jabatannya, ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun penuh perhatian terhadap bawahannya. Selanjutnya, ia dipromosikan menjadi Asisten Manajer di Kantor Pos Regional 14 Manado dari tahun 1988 hingga 1992. Kariernya berakhir di Kantor Pos Regional Makassar, di mana ia juga menjabat sebagai Asisten Manajer hingga masa pensiunnya pada tahun 1998.


Setelah pensiun, Abdul Djalil tidak berhenti berkarya. Ia memilih untuk mengisi masa tuanya dengan kegiatan yang memperkaya jiwa. Membaca dan mengoleksi buku-buku agama Islam menjadi salah satu kegemarannya, sebuah kegiatan yang mendekatkannya kepada Allah. Tidak hanya itu, ia juga menjadi Imam Masjid di lingkungan tempat tinggalnya dari tahun 2003 hingga 2015, memberikan bimbingan spiritual bagi masyarakat sekitar.

Di luar aktivitas keagamaannya, Abdul Djalil juga memiliki hobi yang ia tekuni, yaitu bermain tenis dan berkebun. Hobi-hobi ini tidak hanya memberinya kebahagiaan tetapi juga menjaga kesehatannya di usia senja. Ia dikenal sebagai sosok yang peduli, disiplin, dan tangguh.

Karakter Abdul Djalil yang dikenal suka menolong, rapi, tegas, dan humoris membuatnya disayangi oleh banyak orang. Ia sering membersihkan masjid secara sukarela, meskipun tempat ibadah tersebut memiliki petugas kebersihan. Baginya, menjaga kebersihan rumah Allah adalah bagian dari ibadah.

Pada tahun 2011, ia diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah umroh di Tanah Suci Mekah, sebuah pengalaman spiritual yang sangat berkesan dalam hidupnya. Perjalanan ini menjadi puncak dari pengabdiannya kepada agama yang ia cintai.

Abdul Djalil menghembuskan napas terakhirnya pada 18 Agustus 2021. Kehidupannya yang penuh makna meninggalkan jejak mendalam bagi keluarga, teman, dan komunitas yang pernah ia layani. Prinsip hidupnya yang sederhana, seperti selalu menebar kebaikan dan bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan, menjadi warisan yang akan terus dikenang.

Hidup Abdul Djalil adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan dan kerja keras mampu membawa kebahagiaan, kedamaian, dan cinta. Ia adalah sosok yang menginspirasi, yang kehidupannya menjadi teladan bagi banyak orang.


Penulis Dita Meitasari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.