Mengenal Sejarah Pembangunan Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba

Dokumentasi : IDN.Times

Masjid merupakan salah satu tempat ibadah bagi para pemeluk agama Islam, olehnya itu pembangunan masjid pastinya menjadi sesuatu yang paling di tunggu-tunggu oleh masyarakat sekitar. Sama halnya dengan Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba, butuh waktu kurang lebih 11 tahun untuk membangun Masjid Islamic Center Dati Tiro yang juga merupakan salah satu icon yang terdapat di kabupaten Bulukumba. Masjid yang berada di Jl. Sultan Hasanuddin, Kecamatan Ujungbulu, Kabupaten Bulukumba dan juga merupakan lokasi strategis karena merupakan jalur lintas kabupaten Bulukumba Bantaeng..

Sebelum memulai pembangunan, gagasan pemberian nama ternyata menuai banyak masukan, sebelum memiliki nama Masjid Islamic Center Dato Tiro, masjid ini awalnya ingin diberi nama Masjid Agung Bulukumba kemudian juga pernah ingin diberi nama Masjid Al-Markaz Al-Islami Bulukumba, sehingga sebelum nama Islamic Center Dato Tiro ditetapkan banyak opsi nama yang telah ingin diprediksikan. Hal ini bermula dari hasil pertemuan rapat Bupati Bulukumba yang saat itu menjabat H. Andi Patabai Pabokori beserta tokoh ormas (organisasi masyarakat), tokoh agama, masyarakat, dan unsur pemuda di Barug Rumah Jabatan Bupati Bulukumba 22 Juli 2002.

Pada hasil pertemuan di tanggal 22 Juli 2002 itu, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan panitia pembangunan Masjid Agung Bulukumba yang di SKK kan oleh Bupati Bulukumba tanggal 15 Agustus 2002 dan mengamanahkan Drs. H. Andi Hardi Pangki sebagai ketua umum panitia pembangunan masjid agung Bulukumba, tetapi sayangnya ia wafat Jelang akhir tahun 2002. Demi kelancaran pembangunan Masjid Islamic Center Dato Tiro, rapat kembali diladakan dan disepakati Drs. H. A. Patabai Pabokori sebagai penanggung jawab pembangunan Masjid Agung Bulukumba dengan SK Bupati Nomor. KPTS 04/I/2003 dan juga sebagai koordinator pengumpulan dana tingkat Kecamatan Kabupaten Bulukumba.

Lokasi masjid ini dibangun di atas tanah milik pemerintah Kabupaten Bulukumba dengan dasar hak berupa sertifikat No: 00008 nama pemegang hak pemerintah Republik Indonesia Cq. Pemerintah Kabupaten Bulukumba.

Dalam perjalanannya, peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Selatan H. M. Amin Syam pada hari jadi Kabupaten Bulukumba yang juga bertepatan dengan peresmian kantor DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 04 Februari 2003. Kemudian di tahun itu 2003 dan 2004 pemerintah Kabupaten Bulukumba menganggarkan biaya pembangunan masjid dalam APBD sebesar Rp. 5.750.000.000, dan bantuan masyarakat sebesar Rp. 741.601.000. Selain itu juga, terdapat sumbangan donatur tetap bagi pejabat eselon dan PNS selama 7 bulan sejak bulan April hingga Oktober 2005. Pembangunan tersebut memakan banyak biaya pembangunan dalam waktu yang juga cukup lama.

Hingga akhir masa jabatan Andi Patabai Pabokori, progres pembangun masjid berupa pondasi dan tiang pancang. Tahun 2009 pemerintah kabupaten Bulukumba menetapkam keputusan bupati tentang pembentukan panitia pembangunan pusat kegiatan Islam Al Markaz Al Islami Bulukumba. Pada tahun 2011 di masa kepemimpinan H. Zainuddin Hasan dibentuklah kepanitiaan dalam rangka penuntasan pembangunan masjid tersebut. Tepat di tanggal 26 Mei 2014 bupati Bulukumba yang pada saat itu masih di bawah kepemimpinan H. Zainuddin Hasan menyampaikan persuratan kepada pimpinan DPRD Bulukumba terkait penamaan Masjid Islamic Centre Dato Tiro.

Penamaan Masjid Islamic Center Dato Tiro bukan tanpa sebab, pasalnya pemberian nama tersebut mengingat kepada tokoh ulama penting yang menyebarkan agama Islam di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya di wilayah Bulukumba. Atas jasanya menyiarkan agama Islam, kini nama Datuk Ri Tiro dikenang sebagai nama salah satu masjid ikonic di Bulukumba, yakni Masjid Islamic Center Dato Tiro. Selain itu, makam Datuk Ri Tiro yang terletak di Bulukumba juga menjadi sebuah wisata religi yang sering dikunjungi masyarakat. Atas jasa-jasanya, Datuk Ri Tiro menjadi salah satu ulama sufi yang mendapat gelar pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Afrika Selatan. Semasa hidupnya Datuk Ri Tiro diketahui menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Tiro, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Adapun asal nama Datuk Ri Tiro sendiri adalah sebuah gelar yang diberikan oleh masyarakat sebagai penghargaan dan rasa hormat atas jasanya menyebar agama Islam di Bulukumba. Sehingga Masjid Islamic Center Dato Tiro pun menjadi nama yang di pilih untuk mengenang jasa Datuk Ri Tiro.

Di tanggal 29 Juli 2014 bertepatan dengan satu ramadhan 1435 Hijriyah untuk pertama kalinya Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba dipergunakan untuk salat lima waktu termasuk salat jumat yang dikoordinasikan oleh bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Dan di tahun 2015 Bupati Bulukumba menetapkan keputusan tentang pembentukan pengurus Masjid Islamic Center Dato Tiro Bulukumba masa bakti 2015-2018 dan seterusnya. Perpanjangan masa bakti pengurus Masjid ini diSKkan langsung oleh Bupati hingga saat ini.

Masjid Islamic Center Dato Tiro telah selesai dibangun pada tanggal 29 Juni 2014 kemudian secara langsung diresmikan oleh Bupati Bulukumba yang pada saat itu menjabat adalah H. Zainuddin Hasan. Pada saat acara peresmian masjid yang begitu megah tersebut dilaksanakan pada malam hari karena pada saat itu para masyarakat begitu antusias sehingga memenuhi setiap sudut area masjid, peristiwa ini sekaligus diikuti dengan shalat tarawih berjamaah. Shalat tarawih itu pula merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Masjid Islamic Center Dato Tiro dan sekitar lima ribu jamaah melaksanakan shalat tarawih disana.

Selain arsitektur serta bangunan masjidnya yang begitu megah dan juga menarik, bangunan masjid Islamic Center Dato Tiro juga memiliki suasana yang begitu adem dan sejuk. Karena lantai pada masjid tersebut berbahan lantai marmer yang dingin ditambah dengan hembusan angin laut karena lokasinya berdekatan dengann daerah pesisir pantai yang strategis. Namun sebenarnya pada saat diresmikannya masjid Islamic Center Dato Tiro, pembangunan masjid tersebut belum rampung 100% secara keseluruhan. Termasuk pada pemasangan plafon masjid yang belum selesai keseluruhan, taman masjid serta pembenahan pada bagian parkir untuk kendaraan para jamaah atau wisatawan yang ingin mengunjungi masjid megah tersebut. Meskipun belum selesai, namun dari setiap bagian tersebut sudah layak digunakan.

Berdirinya bangunan masjid yang megah tersebut tak hanya digunakan sebagai tempat beribadah saja, melainkan berbagai kegiatan keagamaan lainnya seperti tabligh akbar, kajian, maulid, hari raya idul fitri dan idul adha. Bangunan masjid tersebut juga menjadi ikon baru bagi masyarakat Bulukumba. Hal tersebut juga membuktikan bahwa di Kabupaten Bulukumba sedang semangat dan giat dalam melakukan pembangunan. Bahkan ketenaran tersebut mengalahkan beberapa tempat wisata lainnya yang populer di Sulawesi Selatan.

Dilihat dari segi bangunannya, Masjid Islamic Center Dato Tiro memang terkesan begitu megah karena mampu menampung sekitar 5000 jamaah disapming itu dengan desain yang begitu modern. Dari kejauhan saja bangunan masjid tersebut begitu menarik dan menyita perhatian siapapun yang melihatnya. Terutama pada bagian kubah masjid yang begitu besar ditambah dengan warna yang begitu terang dan mencolok. Kubah masjid tersebut berwarna biru terang, biru muda serta ada juga tambahan warna putih di setiap garis geometrisnya. Secara keseluruhan bangunan masjid tersebut didominasi warna kuning dan biru yang begitu terang dan menarik. Sebelum memasukinya, para jamaah dan pengunjung akan melewati tangga dan setelah mengetahui bagian dalam masjid pun kemegahannya terasa begitu kental dengan berbagai hiasan kaligrafi serta ornamen yang begitu mempesona. Ditambah lagi lapangan parkir yang begitu luas, sehingga para pengunjung tidak akan kesusahan untuk mencari lahan parkir. Kemudian disekitar masjid terdapat banyak pedagang sehingga pengunjung dapat beristirahat sejenak sembari melanjutkan perjalanan.


Nama : Nurul Tri Amelia

Nim : 50500122032

Kelas : Jurnalistik A

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.