Melihat Kebun Karet PT Lonsum di Kabupaten Bulukumba


Kebun Karet PT. Lonsum di Kecamatan Bulukumpa kabupaten Bulukumba. | Foto: Siti Ulwiyah

Hutan pinus sering dijadikan sebagai tempat wisata alam untuk berfoto. Namun, kali ini berbeda, pepohonan karet juga memiliki daya tarik yang tak kalah indah. Pemandangan hijau dari deretan pohon karet ternyata tidak kalah menarik dibandingkan dengan deretan pohon pinus dan cemara. Beberapa waktu yang lalu, saya dan keluarga berkesempatan menikmati keindahan barisan pohon karet yang teratur dan tampak seolah tak berujung sejauh mata memandang.

Kebun karet ini merupakan milik PT Lonsum yang berlokasi di Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dengan jarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kabupaten Bulukumba dan 150 kilometer dari Kota Makassar, perjalanan darat menuju lokasi ini memakan waktu sekitar 4 jam. Kabupaten Bulukumba sendiri memiliki banyak perkebunan karet yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Herlang, Kajang, Bulukumpa, dan Ujungloe.

Selama lebih dari satu abad, PT Perusahaan Perkebunan (PP) London Sumatera (Lonsum) Indonesia Tbk telah beroperasi di wilayah Bulukumba, melewati berbagai fase transformasi.

Karet, sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia, sebagian dihasilkan dari daerah ini.

PT Lonsum merupakan perusahaan perkebunan penanaman modal asing yang didirikan pada tahun 1906, dengan kepemilikan awal sepenuhnya berada di bawah kendali grup Harrisons and Crosfield yang berbasis di London, Inggris. Pada awal pendiriannya, perusahaan ini dikenal dengan nama NV Celebes Landbouw Maatschappij.

Meskipun kebun karet di Kabupaten Bulukumba tidak difungsikan sebagai kawasan wisata, banyak orang yang mengabadikan momen dengan berfoto, bahkan untuk keperluan foto pra-nikah. Pengunjung dapat bebas berfoto di sekitar perkebunan tanpa dikenakan biaya. Di kawasan kebun karet ini, selain menikmati keindahan barisan pohon karet yang tertata rapi, kita juga dapat menemukan bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda, seperti rumah-rumah milik pengelola kebun atau tempat tinggal khusus pimpinan perusahaan. Bangunan peninggalan ini dapat dikenali dari area taman yang sangat luas.

Selain itu, di kebun ini, kita dapat melihat tempat penampungan getah karet. Setelah getah karet dikumpulkan oleh para petani, yang juga merupakan penduduk lokal, getah tersebut akan diangkut oleh kendaraan khusus menuju pabrik pengolahan karet mentah yang terletak di Desa Allu, Kecamatan Ujung Loe.

Hal menarik lainnya adalah terdapat gerbong kereta peninggalan zaman Belanda sejak tahun 1918 yang dulunya digunakan untuk mengangkut karet. Saat ini, gerbong tersebut tidak lagi beroperasi dan dipajang di dekat lapangan tenis yang berlokasi tidak jauh dari kediaman pimpinan perusahaan. Gerbong ini sering dijadikan sebagai tempat berfoto oleh para pemuda setempat. Sebagai informasi tambahan, tahun 1918 merupakan tahun pertama perkebunan karet di daerah ini dibuka.

Di area ini juga terdapat lahan kosong yang disiapkan untuk penanaman bibit karet baru. Sebelumnya, lahan ini ditumbuhi pohon karet yang sudah tua. Pemandangan di sini juga tidak kalah menarik, terutama karena tanah yang diolah dengan sistem terasering, yang menambah keindahan, kesejukan, dan kenyamanan saat dipandang.

Berikut ini adalah profil kebun karet PT Lonsum di Bulukumba:

Perkebunan karet ini telah berdiri sejak tahun 1918.

Lokasinya mencakup area di sekitar Desa Bontomanai, Bontomangiring, dan Tammatto.

Kebun karet ini juga dimanfaatkan sebagai salah satu destinasi agrowisata di Bulukumba.

Pengunjung memiliki kesempatan untuk melakukan swafoto di area perkebunan karet tersebut, serta menyaksikan secara langsung proses pemanenan karet yang dilakukan di lokasi.


Penulis : Siti Ulwiyah

NIM: 50500122028

Kelas: 5 JUR A


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sydney Australia: Tuntas Sudah Dua Puluh Tahun Mengemban Harapan Ayah Mertuaku, alm. H. Abdul Kadir Yanggi, S.Ag.

Biografi Idhan Galib (Kepala Sekolah MtsN Negeri Pinrang)

Biografi Saefullah Nur Muhammad, S.E.