GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ALFAMART
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Alfamart
Djoko Susanto merupakan seorang pengusaha yang berasal dari keturunan Tionghoa. Ia adalah anak dari keluarga 10 bersaudara. Nama kecil Djoko Susanto adalah Kwok Kwie Fo. Dulu, orang tuanya merupakan seorang pedagang dan pemilik sebuah kios meski bukan kios yang tergolong besar. Kios milik orang tua Djoko Susanto diberi nama Toko Sumber Bahagia yang berlokasi di Pasar Arjuna, Jakarta. Saat itu, Djoko mulai terlibat di dalam toko milik kedua orang tuanya sejak Ia masih kecil dan kemudian pada usia 17 tahun, Djoko mulai berbisnis.
Pada saat itu, Djoko tidak melanjutkan sekolah dan memutuskan untuk menjaga toko kedua orang tuanya itu. Seperti kebanyakan orang-orang keturunan Tionghoa, Ia juga sangat giat untuk berdagang.
Sifat itulah yang sampai sekarang ditanamkan di dalam diri Djoko Susanto. Ia bahkan tidak malu meski bukan lulusan dari universitas ternama atau perguruan tinggi manapun. Djoko Susanto memang hanya tamat sampai kelas 1 SD saja karena Ia memutuskan untuk membantu orang tuanya jaga toko.
Tanpa disangka-sangka, toko kelontong milik kedua orang tuanya mulai dikembangkan oleh Djoko Susanto dan akhirnya dapat tumbuh dengan baik serta berkembang menjadi beberapa cabang. Bahkan toko kelontong milik orang tuanya itu sempat memiliki ratusan lokasi cabang yang tersebar di pasar-pasar tradisional.
Di sini, Djoko selalu berusaha untuk inovatif dan terus mencari berbagai peluang dan celah apa yang berbeda dengan kompetitor. Akan tetapi takdir berkata lain, usaha toko yang sudah dikembangkan dengan maksimal itu mengalami musibah di Pasar Arjuna. Pada tahun 1976, peristiwa kebakaran telah membuat kios miliknya yang ada di wilayah pasar Arjuna hangus terbakar. Sehingga modal senilai 80 sampai 90 persen miliknya hilang begitu saja.
Musibah kebakaran tersebut tentu menyisakan kesedihan yang cukup mendalam, tangis, dan juga kesal. Ia sangat merasa terpuruk karena modal yang sudah Ia kumpulkan dan perjuangkan ikut terbakar dan habis tak bersisa. Tapi, hidup harus tetap berjalan. Djoko Susanto tidak mau terlalu lama larut dalam kesedihannya.
Peristiwa kebakaran tersebut memang menjadi pengalam yang paling buruk, tapi juga menjadi pelecut untuk membangkitkan semangat. Djoko pun mulai mencoba untuk bangkit dari kesedihannya dengan membangun lagi usaha dagangnya.
Tidak butuh waktu yang lama untuk Djoko bisa bangkit dan mencapai level yang sama seperti sebelum terjadi kebakaran. Setelah bisnis dagangnya kembali seperti kondisi awal, Ia pun mulai melirik jasa perdagangan lain atau jualan rokok.
Menurut Djoko, saat itu rokok menjadi salah satu barang yang selalu laku dan banyak peminatnya. Selain itu, rokok juga menjadi produk yang sangat fast moving di pasaran dan sangat mudah untuk dijual. Hal itulah yang menjadi salah satu kunci sukses Djoko Susanto dalam berdagang, yaitu dengan cara berjualan produk-produk yang memang sedang diminati oleh konsumen dan memiliki daya tarik yang kuat. Para konsumen memang membutuhkan produk tersebut, sehingga dengan promosi yang minim pun konsumen akan tetap mencari produk tersebut. Jadi, sebagai pelaku usaha, kita hanya tinggal melakukan berbagai macam inovasi sampingan agar dagangan kita bisa dipilih oleh konsumen.
Kemudian, usaha rokok yang Ia miliki dikembangkan lagi dengan membuka jaringan baru. Djoko Susanto melakukan sebuah perubahan supaya dapat diterima oleh mitra pengecer. Sistem pendekatan yang Ia terapkan kepada para pengecer dan juga mitra dari bisnis tersebut sukses membuat rokok yang Ia jual laku keras.
Bahkan Djoko disebut sebagai salah satu bintang bari di bidang industri rokok. Tidak heran jika kemudian Putera Sampoerna yaitu pemilik dari rokok HM Sampoerna Group, tertarik untuk menjadikan Djoko sebagai salah satu mitra distribusi. Setelah melewati berbagai macam percobaan dengan membuka 15 outlet di Jakarta, Putera Sampoerna semakin yakin bahwa Djoko memang sangat menjanjikan.
Dari situlah kemudian keduanya mulai membentuk perusahaan patungan di bidang distribusi yang diberi nama PT Panamas, tahun 1985. Putera Sampoerna yang ketika itu sudah menjadi konglomerat dan memiliki 70 persen saham, sementara Djoko saat itu masih belum menjadi pengusaha besar, diberi saham senilai 30 persen.
Di saat yang bersamaan, sejak tahun 1989, karena terlalu percaya dengan Djoko, Putera Sampoerna meminta Djoko untuk duduk di posisi direksi di perusahaan rokok milik Putera yaitu PT HM Sampoerna.
Kolaborasi antara Djoko dan Putera Sampoerna akhirnya berjalan dengan lancar. Sehingga keduanya kemudian setuju untuk mengembangkan jaringan bisnis retail minimarket yang nantinya akan menjadi cikal bakal Alfamart. Di dalam patungan bisnis tersebut, Djoko juga masih menjadi salah satu pemegang saham minoritas, karena 70 persen saham masih dikuasai oleh Putera yang saat ini menjadi pemodal utama.
B. Rahasia Kesuksesan Alfamart
Kerjasama yang dilakukan oleh Putera dan Djoko telah menginspirasi keduanya untuk membuka minimarket Alfa Toko Gudang Rabat. Itulah yang kemudian menjadi salah satu cikal bakal dari jaringan ritel Alfamart.
Sebab, untuk menjangkau lebih banyak kalangan menengah kebawah yang mencari harga termurah dan juga kenyamanan, maka di tahun 1994 keduanya memutuskan untuk membuka Alfa minimart yang kemudian diganti menjadi Alfamart. Sebelumnya, Djoko memberi nama minimarket tersebut dengan nama Sampoerna Mart, namun kemudian Ia memilih Alfa karena lebih mudah diingat dan dikenal.
Salah satu kunci sukses Alfamart yang dibangun oleh Djoko adalah konsep tokonya. Dimana Ia berani untuk membuat konsep yang berbeda dan melakukan inovasi. Terlebih pada saat ini masih sedikit sekali toko modern yang memiliki suasana yang nyaman untuk berbelanja. Apalagi untuk kelas toko yang tergolong kecil. Biasanya dikelola dengan model toko kelontong pada umumnya yang semrawut.
Berbeda dengan konsep toko retail yang dbangun oleh Djoko, dimana Ia membuat toko tersebut lebih menarik dan rapi. Oleh karena itulah Ia bisa sukses dan berkembang dengan pesat. Konsep toko yang modern namun tetap dekat dengan masyarakat dan menjual kenyamanan. Oleh karena itu, konsep yang Ia gunakan disebut sebagai convenient store. Toko yang nyaman, bersih, menggunakan AC, menjual produk dan barang dengan kemasan yang rapi, dan juga pelayanan yang ramah.
Selain itu, toko Alfamart juga memiliki lahan parkir yang luas dan memadai. Sehingga orang-orang yang biasanya berbelanja di warung tradisional berasa naik level, ada unsur gengsi yang melekat di toko retail ini. Barang dan produk yang tersedia ditata dengan sangat rapi, dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sehingga para konsumen lebih mudah untuk mencari dan memilih produk yang ingin dibeli.
Setelah itu, bisnis toko retail ini juga memberikan kesempatan pada masyarakat untuk bisa membeli dan memiliki toko serupa dengan sistem franchise. Hal itulah yang membuat Alfamart menjadi lebih cepat berkembang. Terlebih lagi sudah dibantu oleh Putera Sampoerna.
Menjadi Pengendali Dengan Membeli Saham Tambahan
Pada tahun 2005, Putera Sampoerna memutuskan untuk menjual perusahaan rokok miliknya ke Philip Morris. Dalam hal ini, Putera juga menjual perusahaan rokok miliknya dan para anak perusahaannya, termasuk 70 persen sahamnya yang ada di Alfamart, kepada Philip Morris senilai 5 miliar dollar AS.
Pada saat itu, Djoko tidak memiliki dana untuk membeli saham yang dimiliki Putera sebesar 70 persen, karena memang dana yang Djoko miliki belum mencukupi dan masih sangat terbatas. Namun Djoko memiliki cara lain yaitu dengan berkolaborasi bersama pemodal kuat yang bisa mengelola uang investasi.
Kebetulan sekali, Djoko memiliki kenalan dan link dengan perusahaan investasi, yaitu Northstar Pacific dimana bisnisnya memang biasa memodali pihak lain. Northstar adalah perusahaan private equity yang dibangun oleh Patrick Walujo seorang anak menantu mantan Presiden Astra Group yaitu T Rachmat, yang bertugas mengelola dana global untuk investasi Indonesia.
Kemudian Northstar membeli saham Alfamart yang sebelumnya dimiliki oleh Putera Sampoerna. Namun, investor private equity ini selalu melakukan investasi dengan pola jangka pendek atau sementara. Biasanya setelah 5 hingga 7 tahun, Ia akan menjual sahamnya. Benar saja, setelah beberapa tahun kemudian, saham Alfamart yang dikelola oleh Northstar dijual melalui go public (IPO) di bursa dan sebagian sahamnya dibeli oleh Djoko.
Djoko Susanto juga sudah bisa membeli saham tambahan tersebut setelah sekian tahun. Sebab, Ia sudah menabung dan mencari sumber pendapatan lain. Pastinya, dengan mengajak Northstar untuk membeli saham Alfamart, maka saham tersebut nantinya tidak akan jatuh ke pihak yang tidak dapat Ia kendalikan. Strategi tersebut juga menjadi salah satu kunci sukses Djoko yang hingga sekarang tetap menjadi pemilik atau pengendali Alfamart, yaitu sebuah perusahaan waralaba yang Ia dirikan.
Hingga di titik sekarang ini, ada salah satu pelajaran yang bisa kita ambil. Apabila ingin sukses dalam bisnis, maka jangan pernah sungkan untuk mengajak dan belajar dari para pemain yang kuat. Seperti halnya yang dilakukan oleh Djoko, Ia berani menggandeng Putera Sampoerna dan Northstar Group. Akan tetapi tetap harus bisa mengendalikan arah bisnis. Jangan sampai asal ikut saja, agar kamu tidak dirugikan. Penting juga untuk mencari mitra yang bisa saling mengerti, tidak serakah dan memiliki chemistry yang sama.
C. Alfamart Semakin Berkembang Pesat
Tentunya, sejak Djoko mengendalikan Alfamart secara utuh, Ia terus melakukan perkembangan dan inovasi di jaringan ritel yang satu ini. Setiap tahunnya, Ia membuka ratusan outlet baru dan menambah ratusan mitra pemilik produk serta menambah mitra yang menjadi pemodal waralaba. Djoko juga terus melakukan pengembangan merek Alfamart sehingga semakin dikenal oleh pasar. Tak heran jika sekarang ini gerai Alfamart sudah ada lebih dari 17.000 lokasi. Oleh karena itu, Djoko Susanto kini telah menjadi salah satu orang yang paling kaya di Indonesia dengan aset triliunan.
D. Visi, Misi,Budaya
VISI
"Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global".
MISI
A. Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggu.
B. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.
C. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh- kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
D. Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus.
E. bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
BUDAYA
1. Integritas yang tinggi.
2. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
3. Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
4. Kerjasama Team.
5. Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.
E. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Tugas masing - masing adalah :
1. Dewan Komisaris (Board Of Commisioners)
- Melakukan pengawasan atas jalannya usaha dan memberikan nasihat kepada direktur.
- Dalam melakukan tugas dewan direksi berdasarkan pada kepentingan perusahaan dan sesuai denagn maksud dan tujuan perusahaan.
- Kewenangan khusus dewan komisaris bahwa dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas - tugas tertentu direktur.
- Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinan rapat.
2. Komite Audit (Audit Committee)
- Melakukan penelaan terhadap informasi keuangan yang diterbitkan perusahaan.
- Penelaan atas ketaatan prusahaan terhadap peraturan perundang - undangan dibidang pasar modal dan dibidang lain yang relevan.
- Melakukan penelaan terhadap indepedensi dan objektivitas akuntan publik.
- Melakukan penelaan juka terdapat pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan.
3. Dewan Direktur (Board Of Directors)
- Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
- Memilih, menetapkan, mengawasi tugas - tugas dari karwayan dan kepala bagian (manajer).
- Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
- Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.
4. Audit Perusahaan (Corporate Audit)
- Menyediakan penipuan deteksi, investigasi dan pengalaman forensik akuntansi dan keahlian untuk program monitoring.
- Melakukan analisis data akun laporan keuangan (buku besar umum), pngeluaran (hutang, waktu dan biaya), informasi dan data lainnya.
- Mengembangkan prosedur dan analisis untuk mengidentifikasi tren yang tidak biasa atau pola dan anomali antara data - data.
- Berinteraksi dengan manajer senior.
5. Hukum Perusahaan (Corporate Legal)
- Mengurusi urusan RUPS dan perubahan anggaran dasar.
- Persiapan merger, akuisisi bila ada kemungkinan seperti itu.
- Perpanjangan HGB - HGU aset tanah milik perusahaan.
- Mengurus perizianan perpanjangan TDP, NPWP, dan pembuatan API.
- Mengawasi kegiatan operasi.
- Mengawasi keberadaan serta kondisi mesin dan peralatan.
- Membuat rancangan produk yang dipesan
- Membuat keputusan harian sehubunagn dengan kegiatan di Alfamart.
7. Pemasaran (Marketing)
- Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
- Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualandan penggunaan dana promosi
- Sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan.
- Membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.
8. Pedagang (Merchandiser)
- Memajang / mendisplay dan menata produk.
- Menjaga kebersihan produk dan pajangan.
- Menjalankan semua program promosi peruasahaan.
- Menjalankan tugas kunjungan sesuai dengan rencana kerja.
- Mengembangkan dan menerapkan prosedur investigasi dengan tren yang tidak biasa atau pola dan anomali untuk disposisi.
9. Hukum Perusahaan (Corporate Legal)
- Mengurusi urusan RUPS dan perubahan anggaran dasar.
- Persiapan merger, akuisisi bila ada kemungkinan seperti itu.
- Perpanjangan HGB - HGU aset tanah milik perusahaan.
- Mengurus perizianan perpanjangan TDP, NPWP, dan pembuatan API.
- Mengawal ketentuan dan peraturan yang baru.
10. Pengelola (Operation)
- Mengawasi kegiatan operasi.
- Mengawasi keberadaan serta kondisi mesin dan peralatan.
- Membuat rancangan produk yang dipesan.
- Membuat keputusan harian sehubunagn dengan kegiatan di Alfamart.
11. Pemasaran (Marketing)
- Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
- Bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualandan penggunaan dana promosi
- Sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan.
- Membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.
12. Pedagang (Merchandiser)
- Memajang / mendisplay dan menata produk.
- Menjaga kebersihan produk dan pajangan.
- Menjalankan semua program promosi peruasahaan.
- Menjalankan tugas kunjungan sesuai dengan rencana kerja.
- Merapikan, menata, membersihkan produk dengan standar perusahaan.
- Mengecek dan merealisasikan program promosi.
- Menyelesaikan masalah di Gerai.
13. Pengembangan Properti (Property Development)
- Mengkoordinasikan kegiatan pengendalian properti dan lingkungan di wilayah usaha perusahaan dan lingkungannya.
- Menyusun program pengendalian properti sesuai dengan rencana investasi serta melakukan evaluasi secara periodik.
- Menyelenggarakan pengelolahan data dan penyimpanan dokumen asli properti.
- Menyiapkan laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu.
14. IT
- Bertanggung jawab memelihara sistim jaringan.
- Mengoptimalisasi perangkat IT atau server yang ada di Alfamart.
15. Keuangan (Finance)
- Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang atau piutang.
- Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.
- Menerima, memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapnya untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.
- Memeriksa rangkuman kas kecil untuk memastikan penggunaan dan ketersediaan kas kecil yang efektif.
16. Modal Manusia (Human Capital)
- Memperbaiki dan memperhatikan mutu karyawan.
- Menyediakan tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing - masing.
17. Pengembangan Perusahaan (Corporate Development)
- Bertugas merencanakan, merancang dan menyajikan presentasi yang menarik dan proposal untuk pendekatan bisnis baru.
- Memberikan bantuan mentoring kepada pejabat fundraising perusahaan.
18. Waralaba (Franchise)
- Menyediakan tempat usaha dan modal sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba yang akan dibeli.
- Menjaga image produk waralaba.
- Membayar Franchise fee dan royalti fee.
19. Urusan Perusahaan (Corporate Affair)
- Bertanggung jawab untuk semua komunikasi internal dan eksternal.
- Mengurus hal - hal seperti buletin karyawan, laporan bisnis tahunan dan siaran pers
Penulis : Yuliana
NIM : 50500122029
Komentar
Posting Komentar